Kasad TNI Jenderal TNI Dudung Abdurachman Kunker Evaluasi Penanganan Karhutla di Sumbagsel Tahun 2023
PALEMBANG, MEDIASRIWIJAYA – Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD), Jenderal TNI Dudung Abdurachman, dalam Kunjungan Kerja (Kunker) di Kota Palembang, dalam rangka Evaluasi Penanganan Karhutla di Wilayah Sumbagsel Tahun 2023.
Di sela- sela Kunker, KASAD Jenderal TNI Dudung Abdurachman memimpin Gelar Pasukan, yang dihadiri langsung oleh perwakilan instansi terkait, seperti TNI, Polri, BPBD, Dinas Kesehatan dan Mangala Apni Sumsel bertempat di Base Ops Lanud Sri Mulyono Herlambang (SMH) Palembang, Jumat (8/9).
Dari hasil peninjauan Kasad Jenderal TNI Dudung, titik api pada Jumat, hanya terpantau ada 27 titik api yang terdeteksi melalui Aplikasi Songket.dikatakan Jenderal TNI Dudung, titik- titik api setelah di ek ternyata bukan berasal dari kebakaran hutan, kebun dan lahan.”Hari ini ada 27 titik, titik- titik api itu jika kita lihat di televisi, belum tentu juga menunjukan titik kebakaran, banyak faktor- faktornya, saat dideteksi itu banyak pabrik kelapa sawit, ada juga panasnya air sungai kemudian menguap ada asapnya, di kira hotspot ternyata bukan,” ungkap KASAD Jenderal TNI Dudung.
Masih dikatakan KASAD, guna meminimalisir titik- titik api, pihaknya turun langsung ke lapangan, hal ini tidak terlepas dukungan dari semua personel, sarana dan prasarana penanganan Karhutlah di Sumsel sangat baik. Walau diakuinya ada beberapa hal yang mana titik api sulit dijangkau oleh personel melalui jalur darat, sehingga diperlukan penanganan dari jalur udara. “Untuk meminimalisir saja cek langsung ke lapangan hari ini, peralatan- peralatan yang tadi kita cek tadi sudah memadai, memang ada hal -hal yang perlu ditingkatkan, banyak titik- titik api yang sulit kita jangkau karena memang tidak ada jalan. Jadi yang efektif kita mengunakan pesawat,” jelasnya.
Dari pengamatan langsung KASAD, langkah upaya Pemerintah Sumsel dalam penanganan karhutlah di Sumsel sangat bagus, dimana di setiap titik- titik api sudah berdiri Pos Gabungan Antisipasi Karhutlah. Mengingat lokasi kebakaran merupakan lahan gambut yang perlu penanganan serius. “Di setiap titip api sudah ada Pos Gabungan, jadi jika api muncul di situ langsung, apalagi di sini banyak lahan gambut, dan mereka memadamkan sampai ke titik gambut beberapa meter, sehingga pada saat dipadamkan tidak muncul lagi, ini adalah langkah- langkah yang sudah baik dilakukan Sumsel,” tuturnya.
Sementara itu, Komandan Lanud Sri Mulyono Herlambang, Kolonel PNB Sigit Gatot Prasetyo, selaku Dansus Satgas Udara Penangulangan Karhutbunlah mengatakan titik api paling banyak di Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), OKI dan OI, sementara kabupaten/kota hanya beberapa saja. Sedangkan kendala petugas karena lokasi kebakaran yang semakin meluas karena lokasi yang terbakar merupakan lahan gambut. “Kami dari Satgas Udara di bawah komando Bapak Danrem 004/Gapo, dan Bapak Gubernur, kami memantau dari udara kondisi Provinsi Sumsel, titik yang paling banyak kami temukan itu di Muba, OKI, OI dan ada beberapa daerah di wilayah barat, permasalahan kita karena gambutnya sudah dalam kondisi kering,” jelasnya.
Untuk pemadaman dari udara, dikatakan Danlanud SMH Palembang, memiliki 6 unit pesawat helikopter, satu untuk patroli dan lima unit untuk water bombing, akan tetapi saat ini ada dua pesawat yang dalam perbaiki karena jam terbang helikopter tersebut sangat tinggi, diperkirakan dalam waktu dekat dua pesawat tersebut dapat beroperasi kembali. “Saat ini armada heli ada 6, satu heli patroli, dan 5 untuk water bombing, memang ada dua pesawat dalam perawatan karena jam terbangnya yang cukup tinggi, 3 unit lagi sedang beroperasi, kalau dua pesawat yang dalam perawatan akan beroperasi sekitar 2 atau 3 hari lagi,” ujarnya.
Disingung soal TMC, dijelaskan Kolonel Pnb Sigit untuk saat ini TMC tidak bisa dilaksanakan pada bulan September hingga bulan Oktober 2023, karena potensi awan hujan belum memungkinkan. Karena kita membutuhkan potensi awan hujan itu. Untuk pelaku pembakaran hutan, kebun dan lahan, yang terjadi di wilayah hukum Sumsel, pihak kepolisian dalam hal ini Polda Sumsel di tahun 2023 telah menanggani 16 perkara dengan 26 orang tersangka warga, sebagian besar kasus pembukaan ladang. Sampai saat ini tidak ada korporasi yang ditetapkan sebagai tersangka.”Tahun 2023 ini ada 16 perkara dengan 26 orang pelaku, yang ditangani Polda dan Jajaran, kebanyakan mereka ini membuka ladang dengan cara membakar, dimana 6 perkara sudah tahap 2, diserahkan ke Kejaksaan untuk disidangkan, untuk korporasi saat ini belum ada,” terang Kapolda Sumsel, Irjen Pol A Rachmad Wibowo.
Dari 16 perkara yang ditangani pihak Polda Sumsel dan Jajarannya, kebanyakan berasal dari Kabupaten Perbatasan Ibukota Palembang. “Paling banyak itu di daerah OKI, OI dan Banyuasin,” ujarnya. (Ly).
