Bertengger di Posisi 6 Nasional, TVRI Terus Tingkatkan Kualitas Layanan
Poto: Fokus Group Discussion (FGD) dengan tema Kajian Dampak Penyiaran Sebagai Pemersatu Bangsa, Kamis (14/10) di Hotel Batiqa Palembang
PALEMBANG, MEDIASRIWIJAYA – Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang ) Lembaga Penyiaran Publik (LPP) Televisi Republik Indonesia (TVRI) menggelar Fokus Group Discussion (FGD) dengan tema Kajian Dampak Penyiaran Sebagai Pemersatu Bangsa, Kamis (14/10) di Hotel Batiqa Palembang.
Para peserta FGD adalah tokoh pemuda, tokoh masyarakat, cendikia, pemerhati di Sumatera Selatan (Sumsel) dimana FGD dilakukan dalam dua sesi yaitu sesi pagi dan sesi siang yang difasilitator /moderator Handi Swardika.
Menurut Kepala Stasiun TVRI Sumatera Selatan , Drs Sukirman Msi, kajian-kajian dampak seputar dampak dari penyiaran apalagi dikaitkan dengan pemersatu bangsa dia menilai agak berat. “Saya ingin menggambarkan begini , di dalam berbagai buku, saya juga kemarin mencetak buku sekitar 6 buku yang baru, itu menyatakan khususnya kaum milenial trend menonton TV konvensional sangat menurun bahkan hanya beberapa persen lagi, nah ada kaitannya dibalik menurunnya peminat TV konvensional, naiknya media karena perselingkuhan internet dengan komputer, naiknya media sosial ,” katanya.
Persoalannya menurutnya media sosial ini adalah persemaian dari tempat menyuburkan yang dikenal belakangan post truth yang berapiliasi dengan politik dan bermuara menjadi kualitas demokrasi Indonesia. “Perselingkuhan itu melahirkan persemaian baru di media sosial dan melahirkanlah apa yang dinamakan post truth, post truth menjadi subur, menjadi tempat persemaian politik disitu, kemudian berdampak pada demokrasi dan bisa jadi ini semacam penyimpangan demokrasi, jadi kita tidak akan memperoleh demokrasi dalam arti sesungguhnya , tentu ini hanya diskusi-diskusi terbatas, selamat berdiskusi, selamat menyajikan fakta-fakta yang baru dan kalau bisa juga apa kira-kira usulan untuk yang terbaik,” katanya.
Karena menurutnya, program ini memang ada dua persoalan, program yang diukur dari sisi kualitas produksi dan kualitas konten tetapi ada persoalan penyiaran yang disitu akan berbicara masalah strategi penyiaran. “Ketika kita berbicara strategi penyiaran analisisnya bisa demografi termasuk kekuatan dana dari masing-masing stasiun,” katanya.
Sedangkan Plt. Kapuslitbang LPP TVRI Efliyanti Analisa yang membuka FGD tersebut mengaku bangga berkolaborasi dengan para nara sumber tentang peran dan fungsi TVRI kaitannya sebagai media pemersatu bangsa terkait dengan dunia penyiaran. “Kami terus membangun jati diri, sebagai lembaga yang sehat dengan mematuhi aturan dan menerapkan peraturan-peraturan yang ada karena kami adalah lembaga negara yang dibiayai dengan APBN, tetapi linier dan kami terus berupaya semaksimal mungkin meningkatkan kualitas layanan kami kepada publik salah satu bentuknya adalah dengan melakukan kegiatan-kegiatan seperti ini dan ini juga kami lakukan di beberapa stasiun yang lain supaya kami langsung mendapatkan masukan, saran dari lapangan dari berbagai lapisan masyarakat yang memang merasakan peran dan fungsi TVRI sebagai media ,” katanya.
Hal ini menurutnya akan konek seperti yang disampaikan Kepala Stasiun TVRI Sumatera Selatan , Drs Sukirman Msi dengan segala perkembangan tehnologi informasi komunikasi peran TVRI sebagai lembaga penyiaran negara disini ditentukan.“Kalau dari sisi kekuatan digital kami sudah bersiaran dari sekarang di 125 wilayah layanan digital seluruh Indonesia dari 225 yang ada , kemudian dari sisi program satu tahun terakhir berdasarkan data, salah satu data yang kami gunakan untuk memotret adalah Nielsen yang juga sama digunakan lembaga penyiaran swasta (LPS) TV swasta lainnya. “Satu tahun terakhir menunjukkan bahwa siaran kami, program acara kami yang digemari oleh masyarakat Indonesia secara nasional adalah olahraga, terakhir satu minggu , dua tiga hari yang lalu siaran kami posisi nomor 6 dari 15 TV nasional , kami biasanya 10 sampai 15 , kadang-kadang kami diposisi 15 tetapi kami tidak bersedih pada saat posisi kami di 15 karena kami adalah lembaga penyiaran publik, yang kami siarkan bukan yang diinginkan masyarakat tapi apa yang dibutuhkan , jadi pada titik-titik tertentu mungkin share kami rendah tapi memang kewajiban kami ada disitu,” katanya.
Sedangkan siaran nasional yang di sukai masyarakat menurutnya olahraga, religi, berita. “Kami mendapatkan penghargaan dari KPI dari sisi kualitas dan akurasi,” katanya.
Sedangkan secara regional /perstasiun daerah acara yang disukai itu adalah acara tradisi setempat, acara remaja/milenial yang dikelola stasiun daerah menjadi andalan masing-masing stasiun dan berkontribusi terhadap kualitas siaran secara nasional. “Kegiatan ini kami berharap sungguh-sungguh adanya masukan apa lingkungan bapak ibu rasakan , tentu sebagai warga negara , kita sepakat lembaga penyiaran publik ini harus tetap ada, bukan hanya dalam jalur terestrial (dalam pesawat televisi), tapi peran kepublikan , “peran negara “kita sepakat perlu kita lakukan, nah diskusi inilah yang kami harapkan dapat memberikan rekomendasi, saran dan masukan yang langsung dari kelompok-kelompok masyarakat, sehingga menjadi bahan kajian bagi kami, menjadi rekomendasi bagi kami dan menjadi salah satu acuan bagi dewan direksi untuk mengambil keputusan terkait kebijakan siaran,” katanya.
Di akhir acara dilakukan pemasangan jaket TVRI oleh Kepala Stasiun TVRI Sumatera Selatan , Drs Sukirman Msi dan Plt. Kapuslitbang LPP TVRI Efliyanti Analisa kepada perwakilan peserta FGD dan diakhiri dengan poto bersama. (*)