Webinar Literasi Digital Wilayah Palembang “Peluang dan Tantangan Bisnis Online di Era Digital”
PALEMBANG, MEDIASRIWIJAYA – Menjadi smart preneur adalah memperkecil kompetisi dan memperbesar kolaborasi. Terkadang kita butuh kolaborasi untuk membangun jaringan bisnis yang saling terintegrasi. Tak perlu menjadi produsen untuk barang yang sama jika kita mengambil peran lain seperti menjadi marketing pada produk tersebut. “Tak perlu juga menjadi marketing jika kita dapat menyediakan sistem yang dapat memudahkan transaksi antara produsen dan konsumen. Ada banyak peluang yang bisa kita lakukan sesuai dengan kapasitas yang kita miliki. Membangun bisnis di era saat ini berarti siap untuk tumbuh bersama,” ungkap HM Akbar Alfaro BBus MM, Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Kota Palembang di hadapan peserta webinar literasi digital wilayah Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel) dengan topik Peluang dan Tantangan Bisnis Online di Era Digital yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kemenkominfo RI), Jumat (11/6).
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Palembang ini menguraikan, Smart preneur dibangun atas dua kekuatan uatama, yaitu kekuatan internaldan kekuatan eksternal. Kekuatan internal jelas Akbar, lahir dari dalam diri pelaku usaha tersebut.“Setidaknya ada empat karakteristik yang harus tertanam dalam diri kita, yaitu berani mengambil risiko (risk taker), mampu bersaing secara agresif, proaktif dalam inovasi penjualan produk dan kreatif,” imbuhnya.
Sementara itu, sambung Akbar yang juga Ketua Umum Gerakan Ekonomi Kreatif (GEKRAF) Sumsel, kekuatan eksternal yang harus dikuasai adalah kemampuan untuk memanfaatkan teknologi komunikasi informasi dan teknologi digital dalam berbisnis. Teknologi komunikasi informasi sebagai ujung tombak promosi sementara teknologi digital menjadi sistem pada bisnis. “Ada Whatsapp, Instagram, Youtube, Facebook, Tiktok, sebagai kanal promosi yang saat ini ramai diakses oleh masyarakat. Sementara website, aplikasi, marketplace, e-commerce sebagai sistem yang mengatur mekanisme bisnis kita,” tukasnya.
Dalam sesi tanya jawab yang dipandu oleh moderator Hikmatun Hasanah, seorang peserta webinar Putri Rahmawati menanyakan kepada Akbar, “Bagaimana kiat membangun kepercayaan diri dalam membuka usaha online untuk pemula?” Secara lugas Akbar menyarankan sebaiknya kita sebagai pemula mempunyai Passion dalam mengerjakan pekerjaan dan bisnis . “Selalu berusaha untuk inovatif dan kreatif agar menjaga usaha kita dapat tetap bertahan,” cetusnya.
Sementara itu, jalannya webinar sendiri diawali dengan penayangan video keynote speech yaitu Semuel A Pangerapan, Direktur Jenderal (Dirjen) Aplikasi Informatika (Aptika) Kementerian Kominfo RI. Memasuki era baru di mana realitas bukan saja di ruang fisik tapi juga ruang digital, maka melalui Literasi Digital Nasional masyarakat dapat memperluas potensi yang bisa dilakukan di ruang digital,” ungkap Semuel.
Program yang bertajuk Indonesia Makin Cakap Digital tersebut memiliki tujuan menanamkan kesadaran, keterampilan, dan pengetahuan baru untuk memahami cara beraktivitas di ruang digital secara produktif, bijaksana, dan kreatif. “Nantinya masyarakat dapat menciptakan pekerjaan baru di dunia digital yang sebelumnya tidak ada dan mampu meningkatkan perekonomian Indonesia,” katanya.
Semuel berpesan, di era baru ini masyarakat harus mengetahui hal yang ingin diambil dari ruang digital. “Apabila kita memiliki keterampilan dan mengetahui budaya dan etika di ruang digital, harapannya masyarakat dapat memanfaatkan dunia digital secara aman,” pungkasnya.
Sebelum dilanjutkan dengan pemaparan para narasumber, moderator Hikmatun Hasanah menyapa key opinion leader yaitu Dini Valdiani @dinivaldiani, owner @kasibahhairtonic. Dilanjutkan dengan pemaparan materi dari narasumber pertama yaitu Muhaimin SIP MA, pendamping Sigap Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dengan tema “Kenapa Harus Bisnis Online?”. “Usaha online harus dilakukan pada masa pandemi seperti saat ini, karena dapat dilakukan oleh siapa saja, bisa dilakukan di mana saja, bisa dimulai dengan modal berapa saja, potensi pasar lebih luas dan peluang keuntungan lebih besar. Jumlah pengguna dan rata-rata waktu penggunaan internet di Indonesia yang sangat besar menjadi peluang yang sangat bagus untuk dimanfaatkan khususnya terkait usaha di dunia digital,” ulas Muhaimin.
Pemateri kedua, Dr Anak Agung Sri Mahyuni SE MAgb, Master Mentor Sigap UMKM dengan tema “Keamanan Melakukan Transaksi Digital” menjelaskan, metode pembayaran secara non tunai merupakan pilihan di era digital seperti sekarang.
Dia mencontohkan di antara sekian banyak metode pembayaran yang dapat dilakukan misalnya melalui OVO, GoPay dan DANA. Semua pilihan tersebut mempunyai kelebihan dan kelemahan yang dapat diamati dan disesuaikan dengan pilihan konsumen masing-masing. “Keamanan data pribadi sangat penting di era digital seperti saat ini. Banyak cara yang dapat digunakan untuk menjaga keamanan data pribadi di antaranya dengan membuat kombinasi kata sandi yang sulit ditebak serta menjaga kerahasiaan kata sandi agar tidak mudah ditebak oleh orang lain,” sarannya.
Setelah pemateri ketiga Akbar Alfaro dengan paparan bertema “Menjadi “Smart Preneurship” Telaah Peluang dan Tantangan di Era Digital“, diakhiri pemateri keempat yaitu Dr Tien Yustini MSi, Dosen dan Akademisi Universitas Indo Global Mandiri (UIGM) Palembang, dengan tema “Job Trend And Digital Business”.
Dibincangi usai webinar, Suryati Ali selaku Runner Literasi Digital wilayah Palembang Sumsel menyebutkan, webinar yang keempat kemarin diikuti 262 orang peserta dari kalangan pelaku UMKM dan masyarakat. Selanjutnya, untuk webinar kelima diselenggarakan Sabtu, 12 Juni 2021 dengan tema “Peran Komunitas Akademik Dalam Pendidikan di Era Digital”. (saf)