Sinode Universal Keuskupan Agung Palembang
PALEMBANG, MEDIASRIWIJAYA – Umat Kristiani di Keuskupan Agung Palembang dan seluruh dunia saat ini bersama Bapa Suci Paus Fransiskus, para uskup di seluruh dunia diajak dalam dialog di dalam Gereja dan masyarakat.. Ajakan Bapa Suci Paus Fransiskus ini pastilah disambut baik oleh kita, umat Allah KAPal. Demi kelancaran mewujudkan harapan itu, Panitia Sinode Tingkat Keuskupan Agung Palembang menyajikan Pedoman Sinode Universal Para Uskup sebagai pedoman membantu umat untuk terlibat secara tepat; dan proses Sinode di tingkat Paroki, Komisi, Biara, dan Komunitas Kategorial lainnya berjalan baik. Maka dilakukan sosialisasi Pedoman Sinode Universal Para Uskup oleh panitia bersama Mgr Yohanes Harun Yuwono dilaksanakan pada Jumat, ( 7/1/2022) pkl. 19.00 WIB via zoom dan chanel Youtobe Komsos KaPal.
Sinode yang berarti berjalan bersama Gereja sebagai satu persekutuan Umat Allah, untuk merefleksikan dirinya dan tugas perutusannya. Gereja berjalan bersama-sama dan berkumpul, dipanggil oleh Tuhan Yesus dalam daya kuasa Roh Kudus untuk mewartakan Injil. TEMA SINODE “Untuk Suatu Gereja Sinodal : Persekutuan, Partisipasi dan Misi.” Sinodalitas merupakan “modus vivendi (cara hidup) dan modus operandi (cara bergerak) khusus Gereja, sang Umat Allah, yang menyatakan dan mengungkapkan substansi keberadaannya sebagai persekutuan ketika semua anggotanya berjalan bersama, berkumpul dalam pertemuan dan mengambil bagian aktif dalam misi penginjilannya.” ‘Demi terwujudnya Gereja Sinodal’ adalah tema Sinode Universal Para Uskup. Tema ini menjadi sebuah undangan bagi kita untuk ‘berjalan bersama’ dalam proses sinode tersebut. Proses ini dibingkai dengan tiga kata kunci: Persekutuan, Partisipasi, dan Misi. Sekretariat Sinode Para Uskup menyajikan 10 tema yang perlu direfleksikan bersama. Berdasar kesepakatan di tingkat KWI, Keuskupan Agung Palembang (KAPal) secara khusus dipercaya untuk merenungkan dua tema. Pertama, tema wajib: MENDENGARKAN. Kedua, tema pilihan: Sebuah panggilan untuk keterlibatan semua orang yang menjadi anggota Umat Allah – umat awam, orang-orang hidup bakti dan para tertahbis, untuk terlibat dalam latihan mendengarkan satu sama lain secara mendalam dan penuh hormat. Gerak bersama ini menuntut keterlibatan (partisipasi) aktif dari semua anggota, karena hakikatnya sebagai orang yang terpanggil untuk membangun kokohnya persekutuan dan mempertanggungjawabkan tugas perutusannya.
Pandemi global, konflik-konflik lokal dan internasional, meningkatnya dampak perubahan iklim, migrasi, berbagai bentuk ketidakadilan, rasisme, kekerasan, penganiayaan, dan meningkatnya kesenjangan di antara umat manusia, serta skandal-skandal dalam Gereja sendiri telah mengubah banyak hal temasuk wajah dan paradigma Gereja. Pada saat yang sama, krisis global ini telah membangkitkan kembali perasaan bahwa kita semua berada di perahu yang sama, dan bahwa “masalah satu orang adalah masalah semua orang”. Maka, bagaimana “berjalan bersama” dihayati sekarang ini di tingkat-tingkat yang berbeda (dari tingkat lokal ke tingkat universal), agar memampukan Gereja untuk mewartakan Injil. Dan berusaha menemukan langkah-langkah apa yang diminta Roh untuk kita ambil agar tumbuh sebagai suatu Gereja sinodal. Untuk tahapan-tahapan Sinode Universal adalah : Sinode Tingkat Keuskupan (17 Oktober 2021 – Juni 2022), Sinode Tingkat Konferensi-konferensi Episopal dan Sinode-sinode Gereja Timur (September 2022). Instrumen Laboris I. Sinode Tingkat Kontinental (Maret 2023): Instrumen Laboris II, Sinode Para Uskup Sedunia (Oktober 2023) . (daris)