Program Airud Mengajar Bawa Sapar Kembali Meneruskan Sekolah
MUSI BANYUASIN, MEDIASRIWIJAYA – Sapar (11), Seorang anak putus sekolah asal P2 Desa Karang Tirta Kecamatan Lalan Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), mendapat berkah atas Program Airud Mengajar atau dikenal ANJAR, akhirnya bisa kembali ke bangku sekolah. Program ANJAR merupakan inovasi dari Satuan Kepolisian Perairan dan Udara (Satpolairud) Polres Muba. Suatu bentuk kepedulian Polri dalam hal ini Satpolairud Polres Muba, memberantas buta huruf dan menimbulkan kegemaran membaca kepada anak- anak generasi muda khusus di daerah perairan.
Hal ini terungkap saat salah seorang Personel Satpolairud Polres Muba, melakukan kegiatan rutin sambang ke warga Pesisir Sungai Lalan, Selasa (15/8). Sapar anak kedua pasangan Sol (50) dan istrinya Nur (50), sering datang bersama teman =temannya ke Pangkalan Sandar Kapal Satpolairud P2 Lalan untuk membaca buku yang disediakan oleh Satpolairud Polres Muba dalam program ANJAR.
Saat jadwal program dilaksanakan personel Piket Bripka Ade Wahyu, bertanya kepada Sapar, apakah yang bersangkutan tidak sekolah. “Lho dek kok gak sekolah, kawan-kawan mu pada sekolah,” ujar Bripka Ade, yang langsung dijawab oleh Sapar, “dak sekolah,” ujarnya singkat.
Merasa semangat dan niat Sapar yang rajin datang ke Pangkalan Sandar P.2 untuk membaca, membuat Bripka Ade, kembali bertanya,”Masih pengin (mau) sekolah dak” yang langsung dijawab Sapar “Kepingin”.
Bak gayung bersambut, harapan Sapar anak seorang pekerja serabutan di Pasar Kalangan Lalan ini, berkeinginan untuk sekolah lagi pun disampaikan Bripka Ade yang langsung menghubungi Kasat Polairud Polres Muba Iptu Imam Shokibi SH, dengan tangan terbuka harapan dan doa Sapar untuk sekolah dipenuhi.
Hal ini pun disampaikan Bripka Ade, kepada ibu korban Nur, bahwa keinginan Sapar untuk proses belajar di Sekolah Dasar (SD), akan dibantu Kasatpolairud Polres Muba, Iptu Imam Shokibi.
“Saya senang dan berterima kasih anak saya bisa sekolah lagi, karena selama ini tidak bisa sekolah karena tidak ada duit, dan kami tidak ada KTP dan KK,” aku Nur.
Sementara itu, Kapolres Muba, AKBP Imam Safii SIK MSi, melalui Kasat Polairud Polres Muba, Iptu Imam Shokibi membenarkan melalui Program ANJAR membuat seorang anak yang sudah 3 tahun berhenti sekolah akhirnya sekolah lagi. “Sapar ini anak ke dua, sudah 3 tahun putus sekolah termasuk juga kakak perempuannya, alasannya karena tidak ada biaya, beli buku dan seragam sekolah,” ungkap Iptu Imam Shokibi SH, Kamis (17/8).
Untuk keinginan Sapar bersekolah lagi akan tetapi terkendala biaya dan dokumen administrasi, dikatakan Kasatpolairud Polres Muba, pihaknya akan membantu agar apa yang menjadi kendala dapat diatasi seperti Administrasi kependudukan dan administrasi sekolah, Kartu Tanda Penduduk dan Akta Kelahiran serta Kartu Keluarga. Satpolairud Polres Muba akan berkoordinasi dengan Kepala Desa Karang Tirta, dimana mereka akan membantu dan mengecek langsung tentang Administrasi Kependudukan serta koordinasi dengan Kepala SDN Karang Tirta Abdurrahman dan menyatakan siap menerima Sapar sebagai siswa di SDN Karang Tirta. “Untuk biaya seragam sekolah, sepatu, buku sudah dibelikan oleh Iptu imam shokibi, SH selaku Kasat Polairud Polres Musi Banyuasin karena selama ini tidak mampu beli, kalau biaya sekolah kan gratis, sekarang Sapar sudah tercatat sebagai murid kelas 1 SD Negeri Karang Tirta Kelas 1,” ujarnya.
Kasatpolairud Polres Muba yang peduli dengan dunia pendidikan ini menambahkan bahwa program mengajar ini juga telah dilaksanakan saat menjabat sebagai Kasat Polairud Polres Banyuasin yang mengajar di Pondok Pesantren Modern Darussalam Bunga Karang Kecamatan Tanjung Lago Kabupaten Banyuasin kurang lebih selama 2,5 tahun.
Untuk menunjang inovasi Anjar ini, telah bekerjasama dengan Dinas Perpustakaan dan kearsipan Kabupaten Muba, yang bersedia meminjam pakai buku-buku untuk dibaca, sementara kami dari Satpolairud menyiapkan tempat untuk membaca, yaitu di Pos Sandar P2 Desa Karang Tirta dan di Pos Sandar Sungai Lilin. “Untuk menjangkau lokasi yang jauh kami gunakan Kapal Patroli Satpolairud yang digunakan sebagai perpustakaan keliling, dan sambil berjalan ke depannya kami akan mengumpulkan warga masyarakat pesisir atau bantaran sungai yang buta aksara, untuk diajak belajar baca tulis.” terangnya. (Ly).
