Unsri Gelar Wisuda ke-157 secara Virtual
PALEMBANG, MEDIASRIWIJAYA – Universitas Sriwijaya menggelar wisuda yang ke -157 bertempat di Fakultas Hukum Unsri Bukit Besar Palembang, Rabu (15/12).
Dalam wisuda yang digelar secara luring dan daring ini diikuti sebanyak 1.078 mahasiswa/i di berbagai Fakultas yang ada di Unsri.
Rektor Universitas Sriwijaya (Unsri) Prof. Dr. Ir. H. Anis Saggaf, MSCE ketika diwawancarai mengatakan, jika dihitung dari jumlah mahasiswa/i yang masuk dengan jumlah mahasiswa yang keluar di Unsri itu sudah seimbang. “Kita dalam setahun melaksanakan 6 kali wisuda.
Untuk saat ini rata rata mahasiswa sudah tepat waktu semua yang menamatkan pendidikan di Unsri, kalaupun ada keterlambatan itu dikarenakan sakit atau ada kegiatan lain. Akan tetapi tidak ada lagi Mahasiswa/i yang tamat lebih dari 5 tahun, ” ujarnya.
Anis juga menuturkan, bahwa saat ini mahasiswa/i Unsri tidak ada lagi yang menamatkan pendidikannya diatas 5 tahun, karena Unsri sendiri sudah membenahi sistem pelayanan dan proses belajar mengajar di Kampus.”Pola belajar seperti penjajahan tidak ada lagi sejak Mendikbud-Ristek dipimpin oleh Bapak Menteri Nadiem Makarim.
Dikatakannya bahwa Beliau sudah membersihkan pola pembelajaran seperti penjajahan dengan sistem Merdeka Belajar. Sebagai contoh dosen disumpah untuk melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya, tapi dulu ada saja dosen yang ketika mahasiswa mau menghadap bimbingan beralasan tidak bisa karena sibuk.
Sekarang, dosen juga lebih mengedepankan pola kekeluargaan dan pendekatan kepada mahasiswa/i yang salah kemudian ditegur kemudian yang berprestasi kita berikan apresiasi kepadanya.
Selain itu, kita juga telah mengambil contoh tentang pola belajar mengajar di negara Malaysia, Brunai dan Singapura. Yang mana dalam risetnya dosen dan mahasiswa tidak berbeda, ” terangnya.
Ketika disinggung mengenai proses pembelajaran kedepan, Anis juga menjelaskan, bahwa nantinya tidak hanya luring akan tetapi ada juga sistem daring. Jadi ke depan, saat pembelajaran ada yang sistem luring tatap muka namun juga bisa diikuti oleh banyak mahasiswa secara daring.
Lebih lanjut Anis mengatakan, tidak boleh lagi ada mahasiswa yang ekonomi lemah menangis karena tidak bisa membayar uang kuliah.
KIP kuliah di Unsri kuota awalnya 950 orang, ternyata yang memenuhi persyaratan untuk mendapatkan KIP kuliah mencapai 1.200 orang. “Kita akan perjuangkan agar Unsri diberi 1.200 orang, dan kuota itu disetujui Mendikbud-Ristek.
Kemudian kita tambah lagi 300 orang lagi, misal masih ada mahasiswa yang orang tuanya bangkrut, maka akan kita bantu UKT-nya.
Hal tersebut Sesuai dengan visi dan misi saya dikarenakan tidak boleh ada mahasiswa yang menangis karena tidak bisa membayar uang UKT. Kalaupun kedepannya ada mahasiswa yang kuliah dan ternyata orang tuanya mengalami masalah ekonomi, mahasiswa/i tersebut dapat laporkan kepada saya atau Wakil Rektor 3 maka permasalahan tersebut akan kita tindaklanjuti dengan membantu uang UKT-nya. Kewajiban Perguruan Tinggi dalam memberikan KIP kuliah itu 20 persen. Dijelaskannya Unsri telah memberikan bantuan KIP kuliah kepada Mahasiswa/i sampai dengan 25 persen,” pungkasnya. (*)