HeadlinePalembangPendidikan

SMK Tamansiswa 1 Palembang Gelar ROOTS DAY dan Deklarasi Anti Perundungan

PALEMBANG, MEDIA SRIWIJAYA. Bertempat di Halaman Sekolah Perguruan Tamansiswa Palembang, SMK Tamansiswa 1 Palembang gelar ROOTS DAY “Unjuk Informasi dan Kreasi Pencegahan Perundungan” Sekaligus Deklarasi Anti Perundungan, Sabtu  (16/10).

Acara Deklarasi Dihadiri oleh Pengurus Yayasan Majelis Cabang Perguruan Tamansiswa Palbang, juga dari Pengawas Pembina SMK Tamansiswa 1 Palembang, Asnan Harun, MM. Serta Kepala Sekolah, Pamong (guru) Staf Pegawai dan Siswa/siswi, serta tamu undangan lainnya.

Ketua Pelaksana kegiatan Nurbaiti, S.Pd., M.Si. menyampaikan bahwa tujuan acara Roots Day Anti Perundungan ini untuk menciptakan dan membina agen perubahan. “Para agen perubahan yang dipilih ini merupakan siswa-siswi SMK Tamansiswa 1 Palembang yang memiliki pengaruh bagi tema sebaya untuk memberikan contoh agar berperilaku baik dan menebarkan kebaikan sehingga tidak ada kekerasan dikalangan teman sebaya yang berfokus pada upaya membangun iklim yang aman di sekolah.” ungkapnya.

Dalam sambutannya Ki Achmad Chuzazi, SH (Ketua Perguruan Tamansiswa Cabang Palembang) menyampaikan bahwa kami para pengurus yayasan akan selalu mendukung dan menyambut positif semua kegiatan sekolah di lingkungan Perguruan Tamansiswa, seperti yang kita saksikan hari ini. “Kami seluruh jajaran pengurus hadir dalam kegiatan Roots Day dan Deklarasi Anti Perundingan,” ujarnya.
.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMK Tamansiswa 1 Palembang Nyi. Ropiko, S.Pd. menyanpaikan ucapan terimakasih kasih atas bantuan semua pihak mulai dari pihak yayasan dan seluruh pamong serta siswa. Masih menurut Ropiko bahwa SMK Tamanasiswa 1 Palembang harus terus berinovasi dan melakukan pengembangan, apalagi sudah menjadi sekolah penggerak. “Kegiatan ini kita laksanakan setengah hari saja dengan maksud sebagai acara penutup rangkaian kegiatan workshop anti perundungan ditandai dengan Deklarasi dan Roots Day,” katanya.
Dalam kegiatan Deklarasi Anti Perundungan dan Roots Day ini menampilkan sebanyak 30 siswa/siswi yang direkrut menjadi agen Perubahan dan penggerak anti Bullying (Perundungan). Para agen perubahan ini menampilkan beberapa kreasi seni dan kreatifitasnya, seperti menari, baca puisi, drama, senam poco-poco, dll. (ARI)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *