EkonomiHeadlineinternasionalNasionalNUSANTARA

‘Sebelum Terbakar Menjadi Asap’ Plaza Indonesia Fashion Week 2024

JAKARTA, MEDIASRIWIJAYA – Selayaknya lelehan malam yang mengepulkan asap, budaya dan baik sudah seharusnya dilestarikan agar tak terlupakan sia-sia. Melalui serial Gadis Kretek, kita diajarkan bahwa sesuatu yang tak tampak seperti aroma, dapat meninggalkan kesan yang begitu mendalam. Hal ini juga berlaku pada pada budaya yang tak jarang berupa kreasi dan buah pikiran, tak selalu tampak untuk dilihat dan dirasa. Batik menjadi salah satu buah kreasi para leluhur kita di Indonesia yang diwariskan turun temurun, penting
untuk dilestarikan.
Sebagai perancang yang dalam beberapa tahun terakhir kerap menyuguhkan sentuhan wastra dalam karyanya, Wilsen Willim kali ini kembali menampilkan 20 tampilan busana siap pakai
dengan sentuhan batik koleksi dari Batik Keris. Seluruh busana yang ditampilkan pun akan dipasarkan secara eksklusif pada gerai Batik Keris di Plaza Indonesia selama tanggal 5 hingga 14
Maret 2024.

Untuk kolaborasinya bersama batik keris kali ini Wilsen Willim memilih batik tulis dan cap bercorak klasik, batik pesisir khas Cirebon, dan batik hokokai yang merupakan perpaduan
budaya Jepang dan Jawa. Berbahan dasar katun primisima, warna batik yang dipilih pun bernuansa coklat, putih, hitam, dan nuansa terang khas batik pesisir Cirebon. Kesemuanya
dikemas dalam potongan rok, sarung, dan atasan seperti kemeja ataupun luaran.
Tak hanya batik, pada koleksi ini Wilsen Willim juga bereksplorasi dengan potongan busana tradisional Indonesia yang dikemas kontemporer, seperti yang pernah dilakukannya saat
merancang busana beskap dengan potongan samping khas Wilsen Willim untuk dikenakan Dian Sastrowardoyo pada Busan Film Festival 2023 sebagai bagian dari promosi serial Gadis Kretek
lansiran Netflix.
Potongan busana tradisional seperti Beskap, Surjan, Kebaya Janggan, Kebaya Kutu Baru, hingga Kebaya Kartini semuanya diolah dengan potongan modern yang bermain dengan potongan
pendek, aksen lipit, drapery, serut, dan permainan volume dramatis. Pilihan warna netral seperti hitam, biru gelap, dan kelabu dipilih untuk menetralisir corak batik yang menyita perhatian. “Pada koleksi kali ini saya kembali menemukan tujuan saya dalam berkarya, yaitu pelestarian budaya,” jelas Wilsen Willim. “Melestarikan tak hanya dengan merawat dan menjaga, namun juga mengembangkan dan memperkenalkan kembali kepada generasi muda agar tumbuh kecintaan dalam mengenal dan merawat warisan budaya di tanah air,” tutup Wilsen menjelaskan
koleksinya kali ini.
Seperti kretek yang terbakar habis menjadi asap sesaat setelah dinikmati, batik pun dapat dengan mudahnya menjadi abu tanpa adanya pelestarian yang baik dari generasi mendatang. Lebih dari
sekadar kain, tak hanya sebatas corak yang dapat dicetak mesin, budaya dan filosofi batik wajib untuk diperkenalkan kepada generasi penerus, sebelum terbakar menjadi asap.

Wilsen Willim ingin menghaturkan terima kasih kepada:
Tim Wilsen Willim, Ibu Lina Handianto Tjokrosaputro dan keluarga, tim Batik Keris, Mr. Zamri Mamat, Tim Plaza Indonesia, Ms. Dian Sastrowardoyo, Ms. Celina Hadiningrat, Ms. Rachel
Theresia, Ms. Ria Juwita, Ms. Titi Radjo Padmaja, Mr. Aquinaldo Adrian, AMSTAMB, LocalLokal, para perajin batik binaan Batik Keris di Solo, seluruh rekan, teman, media dan
clientele yang selalu mendukung Wilsen Willim dalam berkarya.

Sekilas tentang Wilsen Willim:
Tumbuh besar jauh dari ibukota, membuat Wilsen memiliki impian yang besar. Mengejar kecintaannya pada dunia mode selepas studinya dalam bidang seni murni, Wilsen memiliki
pendekatan unik dalam menyeimbangkan idealismenya dalam berkarya dengan permintaan pasar.
Pada usia mudanya, Wilsen telah dinobatkan sebagai pemenang dari Harper’s Bazaar Asia NewGen Fashion Awards 2016, dan menampilkan karyanya pada berbagai perhelatan bergengsi
seperti Fashion Revolution Fashion Open Studio in 2018, Jagantara by Warisan Budaya Indonesia (WBI) 2022, Fashion Nation by Senayan City dan mempresentasikan karyanya secara
aktif pada Jakarta Fashion Week setiap tahunnya sejak 2018 hingga 2022.
Dengan latar belakang edukasi di bidang seni, Wilsen kerap berkolaborasi dengan seniman dari berbagai penjuru dunia seperti seniman senior Eddie Hara dan Douglas Diaz ataupun seniman
kontemporer indonesia, Manda Selena (Pinky Girl). Jatuh cinta dengan wastra pada beberapa tahun terakhir, Wilsen memiliki minat baru dalam pelestarian budaya terutama batik dan tenun. Rancangannya yang kontemporer membuat Wilsen kerap berkolaborasi dengan Cita Tenun Indonesia (CTI) dan Warisan Budaya Indonesia (WBI)
secara berkala.
Desain yang minimalis dengan potongan kincirnya yang khas Wilsen Willim, dapat dijumpai di Tokopedia, Shopee High End Brand, Central Department Store (Grand Indonesia), toko Warisan
Budaya Indonesia (WBI) di Jalan Cikatomas 1 no. 15, dan di butik Wilsen Willim, Jl. Sinabung no 10, Jakarta Selatan, Indonesia. (rel)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *