Gemakan Gerbang Perak, Wabup Banyuansin Bersama Anggota Komisi IV DPR-RI Panen Ikan Patin
BANYUASIN,MEDIASRIWIJAYA — Dalam rangka mensukseskan salah satu dari 12 Gerakan bersama masyarakat yaitu Gerakan Perikanan Rakyat (Gerbang Perak) Wakil Bupati Banyuasin (Wabup) H Slamet Somosentono SH bersama Anggota Komisi IV DPR RI Hj Renny Astuti SH SPN, panen ikan patin dan temu wicara Kelompok pembudidaya ikan Jaya Sakti Desa Sungai Rengit, Rabu (20/10).
Wabup H Slamet mengatakan, Kabupaten Banyuasin memiliki daerah dengan potensi budidaya ikan air tawar hampir seluruh kecamatan dengan potensi perikanan budidaya sebesar 309.267,39 ton di tahun 2020, dengan total produksi perikanan tangkap sebesar 58.758,85 Ton. jumlah nelayan 17.313 orang dan produksi perikanan budidaya sebesar 41.490,52 ton dengan jumlah pembudidaya 8.412 orang. “Pemasaran ikan patin sebagian besar ke Pasar Induk Jakabaring dan ke Kabupaten dalam Provinsi Sumatera Selatan, pengepul yang langsung datang ke kolam dengan harga berkisar Rp. 15 ribu sampai 17 ribu/kg dengan perputaran uang di Desa Sungai Rengit ini dalam 1 hari mencapai Rp 650.000.000,- 1 bulan 19,5 Milyar dan dalam 1 tahun mencapai 234 Milyar”, jelasnya
Saat ini Kabupaten Banyuasin dikenal sebagai penghasil ikan patin terbesar di di Sumatera Selatan, dengan sentra produksi berada di Desa Sungai Rengit Kecamatan Talang Kelapa. Total Produksi per hari mencapai ± 40 Ton hal ini tentu membutuhkan jumlah pakan yang besar sekitar 50 Ton/hari. Wabup Slamet berharap dukungan dari Dirjen Perikanan Budidaya untuk berkenan menetapkan Desa Sungai Rengit sebagai Kampung Patin. sehingga pengembangan budidaya ikan patin kedepan dapat lebih terintegrasi dan juga bisa menjadi “wisata kampung patin serta terwujudnya visi misi Banyuasin bangkit, adil, dan sejahterah,” ungkapnya.
Sementara, Anggota Komisi IV DPR RI Hj Renny Astuti SH SPN mengatakan, potensi perikanan di Banyuasin sudah cukup baik bahkan terbaik karena menjadi penghasil Ikan Patin terbesar di Sumsel, namun masih perlu digenjot lagi. Pakan ikan jadi masalah krusial dan harus jadi perhatian pemerintah. Sebab, harga pakan ikan yang tinggi tentu akan semakin menyulitkan pembudidaya ikan di Banyuasin. “Apa yang telah diusulkan dan kendala wabup akan kami sampaikan ke pusat. Untuk itu, pemerintah harus melakukan intervensi untuk mengatasi masalah pakan ini. Mesin pembuat pakan harus diperbanyak dan dapat dinikmati oleh pembudidaya ikan,” paparnya.
Masalah yang seringkali muncul pada perikanan budidaya adalah ketersediaan pakan. “Produksi pakan mandiri menjadi keniscayaan untuk digerakkan,” tandasnya. (ydp)