HeadlineNasionalNUSANTARAPalembangSUMSEL

Front Aksi Rakyat Palembang Mendatangi Kantor Walikota Palembang, Menolak Penggusuran Pedagang Pasar 16 Ilir

PALEMBANG,MEDIASRIWIJAYA – Puluhan pemuda dari beberapa elemen di Kota Palembang bersama pedagang Pasar 16 Ilir, yang tergabung dalam Front Aksi Rakyat Palembang, mendatangi Kantor Walikota Palembang, menolak penggusuran pedagang Pasar 16 Ilir. Selasa (27/6).

Massa aksi datang sambil membentangkan spanduk yang bertuliskan ‘Front Aksi Rakyat Palembang Tolak Penggusuran dan Aksi Rakyat Palembang. Setidaknya terdapat 8 poin yang menjadi tuntutan massa aksi. Pertama, Tolak penggusuran pedagang di kawasan Pasar 16 Ilir. Kedua, Tangkap Walikota Palembang karena telah melakukan pembiaran. Ketiga, Periksa Kepala PD Pasar karena membiarkan permasalahan. Ke empat, Periksa Kepala Pol PP Kota Palembang. Kelima, Periksa Kepala Dinas Perhubungan Kota Palembang. Ke enam, Buka dan evaluasi kerjasama PD Pasar dengan PT Bima. Ke enam, Meminta kepada DPRD Kota Palembang memanggil dan menghadirkan Walikota Palembang guna mempertanyakan ‘ The Heritage Pasar 16’ dan kedelapan, Audit setoran retribusi atau iuran pedagang Pasar 16 perhari, perbulan selama proses hukum berjalan dari tahun 2017 hingga 2023.

Aksi dari beberapa elemen masyarakat, seperti KAWALI Sumsel, Gencar Sumatera Selatan, Forum Masyarakat Berdaya dan LMND ini sebagai bentuk kepedulian dan dukungan kepada para pedagang di Pasar 16 yang terkena dampak penggusuran, mengingat Pasar 16 Ilir merupakan Pasar Tradisional.

Dalam aksinya massa menolak penggusuran Pasar 16 Ilir, karena tidak ingin nasib sebagai Pasar Tradisional di Kota Palembang senasib dengan kondisi Pasar Cinde. Massa aksi, ditemui langsung oleh salah satu dewan Pengawas PD Pasar, Sami. Terkait apa yang menjadi tuntutan para pendemo dan pedagang Pasar 16 Ilir, mengatakan bahwa dirinya menerima masukan dan akan disampaikan ke pimpinan untuk dibahas dalam rapat. “saya sudah menerima langsung dan segera ditindaklanjuti ini, dan langsung membawa aspirasi ini ke dalam rapat.  Kami langsung mengajak direksi untuk rapat, hasil nya mungkin tanggal 3,” jelas sami dihadapan para pendemo.

Edi Susilo, selaku juru bicara Front Aksi Rakyat Palembang, mengatakan terkait dengan delapan point yang menjadi tuntutan yang disampaikan, mengharapkan pedagang Pasar 16 Ilir yang merupakan Pasar Tradisional di Kota Palembang tidak di gusur dan tetap berdagang seperti biasanya “kita menuntut pedagang tradisional kaki 5 di Pasar 16 Ilir harus tetap berdagang, apapun alasanya karena itu tempat bergantung banyak kehidupan orang, kami mau pedagang tetap harus berdagang.” Ungkap Eko Susilo,

Bukan hanya itu, massa aksi juga meminta ke transparansi terkait kerjasama Pemerintah dalam hal ini Perumda dengan PT Bima ke public. Mengingat penggusuran ini dinilai tidak manusiawi lantaran Pasar 16 Ilir adalah kehidupan para pedagang. ”perjanjian itu buka seluas luasnya juga ke public seperti apa isi nya, dan kami minta pedagang jangan digusur ada cara cara manusiawi, mari kita berembuk, mari kita berdiskusi,  izinkan pedagang tetap berdagang di pasar 16 ilir Palembang. Kami tidak mau kejadian seperti pasar cinde terulang lagi. Kami tidak mau terjadi pada pasar pasar tradisional. Cukup kita tidak ingin pasar 16 ilir di gusur.” harapnya.

Mengingat hasil rapat akan didapati satu minggu kemudian, massa sangat kecewa. Dikatakan Eko Susilo, pihaknya akan melakukan perlawanan dan jika hasil rapat dan pertemuan tidak membuahkan hasil, maka massa akan menduduki Kantor Walikota Palembang bentuk kekecewaan kepada Pemerintah Kota Palembang. “kami terus akan melakukan perlawanan, habis ini kami akan melakukan konsolidasi, selanjutnya kami akan melakukan pendudukan di kantor walikota Palembang. Dan kami juga akan melaporkan pihak terkait yang melakukan penggusuran  di pasar 16 ilir ini.” Ancamnya. (Ly)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *