3rd Palembang Choral Exhibition, Persembahan Kreativitas Anak Muda di Dunia Paduan Suara
Teks foto: Salah satu kegiatan yang dilaksanakan, Sabtu (14/9) yaitu Workshop Vokal Anak yang berlangsung dipimpin Yustinus Roni Sugiarto bertempat di Ruang Serbaguna Atas Perpus SMA Kusuma Bangsa Palembang.
PALEMBANG, MEDIASRIWIJAYA – “Qui bene cantat, bis orat”, adalah kalimat termasyhur dari uskup dan pujangga Gereja, St. Agustinus dari Hippo. Kalimat ini berarti “ia yang menyanyi dengan baik sama dengan berdoa dua kali”. Kalimat yang mengambarkan betapa pentingnya menyanyi dengan baik, bagi kehidupan umat beriman. Menyanyi dengan baik dihayati sebagai pujian yang berkenan bagi Tuhan, melebihi sebuah doa. “Atas dasar ini, terselenggaranya Palembang Choral Exhibition (PCE) ke3 ini, yang berupaya membangkitkan dan meningkatkan kemampuan menyanyi. Menyanyi adalah anugerah yang patut kita syukuri bersama. Menyanyi milik siapa saja, tak pandang agama, usia, ras atau suku,” ujar Ketua Panitia 3rd Palembang Choral Exhibition yang juga sekaligus sebagai Ketua Colours Choir Palembang, Joana Putri Adinda di sela kegiatan yang berlangsung, Sabtu (14/9/2024)
Teks foto: Kajian Repertoar yang dilaksanakan mulai pukul 09.00 WIB sampai sekitar pukul 12.00 WIB dengan narasumber Drs. Agastya Rama Listya, MSM, Ph.D.
teks foto: Gregorian oleh Gregorius Gerald Pratomo.
Menurut Joan, kegiatan berlangsung selama dua hari yaitu tanggal 14 – 15 September 2024 dipusatkan di Sekolah Kusuma Bangsa Jalan H Abdul Rozak 8 Ilir Timur II Kota Palembang.
The 3rd Palembang Choral Exhibition 2024 disebutkannya diselenggarakan dengan kompetisi music terutama paduan suara dan class (workshop). “Tujuan kami menggelar event ini untuk membantu menanamkan kebiasaan positif sejak dini berkompetisi dengan memberikan kesempatan para peserta untuk unjuk kemampuan dan pengalamannya dari proses latihan selama ini. Dari situ pula mereka mendapat feedback yang berharga dan mereka bisa melihat apa yang ada di luar lingkungan mereka selama ini. Dengan mengikuti kompetisi mereka pasti akan mempersiapkan diri, menambah disiplin latihan dan keluar dari zona nyaman mereka. Sehingga tingkat keterampilan mereka akan meningkat secara signifikan dari mulai proses persiapan kompetisi yang dilakukan. Dalam kaitan dengan itu Colours Choir bekerjasama dengan LP3KD Sumatera Selatan menyelenggarakan kegiatan PALEMBANG CHORAL EXHIBITION (Pagelaran Paduan Suara ). Kami juga disupport penuh oleh manajemen Sekolah Kusuma Bangsa Palembang, sebagai tempat penyelenggaraan kegiatan ini,” tambah Joan.
Teks foto: Joana Putri Adinda
Pada kesempatan ini Joan juga menjelaskan Colours Choir sebagai salah satu paduan suara yang beranggotakan orang muda Katolik dan Kristen yang aktif di kota Palembang khususnya di Keuskupan Agung Palembang. Secara rutin Colours Choir sering menyelenggarakan konser, pelayanan misa lintas paroki dan dekanat juga pernah mengadakan pelayanan di Blessed Sacrament Singapura, dan beberapa tempat lainnya. Secara konsisten Colours Choir telah menyelenggarakan event pagelaran paduan suara dekanat 1 Palembang yaitu PYCE 2008. Pada tahun 2013, PYCE secara resmi berganti nama menjadi PCE (Palembang Choral Exhibition). “Menandai langkah baru dalam sejarah acara ini dan memperkuat identitas sebagai wadah utama bagi pertunjukan paduan suara di Palembang, menjadikan PCE sebagai program tetap Colors Choir. Sejak didirikan , Colours Choir telah dilatih oleh beberapa pelatih, yaitu: Dr.Elizabeth Laura ,Lala Gozali, Mariadi Purba, Reni Sidartha,William Hoshigoru, Eko Darmadi, Philipus Budi Susanto, Albertus Wihananta, Andika Fodhi Sinaga, Christina Darmastuti, dan sekarang oleh Ivan Sinaga. Semua adalah pelatih-pelatih paduan suara yang bereputasi baik pada masanya di Palembang,” tambahnya seraya menegaskan bahwa lembaga yang dinaunginya adalah focus pada paduan suara anak muda di kota Palembang. “Kita gabung jadi satu, nyanyi bareng, tidak saja pelayanan di Gereja tapi di tempat umum. Dengan secretariat di Granada Musical Studio, kita pada event ini ingin mempersembahkan sesuatu kepada masyarakat Sumsel yang selama ini sudah mensupport kami. Kami ingin menyumbangkan ilmu yang didapat dengan menggelar acara ini. Tujuan kegiatan ini adalah seni yang sifatnya universal dari paduan suara yang lintas sectoral, agama dan ras. Tujuan awal adalah pembinaan, edukasi membuat mereka dapat ilmu dengan menyebarkan ilmu yang didapat karena peserta datang dari Jambi, Bengkulu, Lampung dan Sumsel,” ujarnya.
Diakuinya, selain bagian dari kontribusi anak muda, kegiatan ini momen cukup langka karena persiapan yang matang untuk mendatangkan juri baik dari Indonesia maupun dari luar negeri yaitu dari Australia. Momen luar biasa,” kata Joan seraya menambahkan bahwa kegiatan ini merupakan program rutin organisasinya namun karena pandemic covid sehingga pelaksanaan terakhir tahun 2015. “Setelah itu baru sekarang kita gelar lagi dengan nama Palembang Choral Exhibition,” kata Joan.
Adapun kegiatan hari pertama, Sabtu (14 September 2024) berupa Workshop Vokal Anak yang berlangsung dipimpin Yustinus Roni Sugiarto bertempat di Ruang Serbaguna Atas Perpus SMA Kusuma Bangsa Palembang. Gregorian oleh Gregorius Gerald Pratomo, untuk Kajian Repertoar yang dilaksanakan mulai pukul 09.00 WIB sampai sekitar pukul 12.00 WIB dengan narasumber Drs. Agastya Rama Listya, MSM, Ph.D.
Selanjutnya, diteruskan dengan Workshop Class, Vokal Dewasa dan Conducting, serta Pembagian Sertifikat dan Foto Bersama. Agenda hari pertama ini juga akan dilanjutkan dengan hadirnya narasumber (conducting) dari Australia yaitu Mr Omid Moheb-Zadeh yang akan berbagi ilmu mulai pukul 13.30 WIB sampai dengan sekitar pukul 16.30 WIB bertempat di Ruang Serba Guna SMA Kusuma Bangsa Palembang. (saf)
SEKILAS TENTANG NARASUMBER
Omid Moheb-Zadeh
Omid Moheb-Zadeh, seorang konduktor muda Australia, memegang gelar Bachelor of Music dalam pertunjukan piano klasik dan memimpin dari Australian Institute of Music (AIM). Di bawah bimbingan mentor terkemuka seperti Dr. WojciechWis´niewski, Dr. Suzanna Hlinka, dan Dr. Alistair Noble, Omid semakin mengasah keterampilannya dalam membaca notasi,analisis, dan melakukan melalui program online di Juilliard, serta mendapat manfaatdari dosen-dosen ternamadi Sydney Conservatorium of Music, termasukAssociate Prof. Stephen Mould, Dr. DanielYeadon, dan Associate Prof. Roger Benediktus.
Baru-baru ini menyelesaikan Magister Opera Conducting, atas izin Helen Quach Conducting Scholarship di Sydney Conservatorium of Music, Omid saat ini menjadi asistenkonduktor dan anggotastaf peneliti di institusi yang sama. Ia dikenal sebagai konduktor tamu di North Sydney Youth Orchestra, Direktur Musik Men’s Shed Chorale, dan Direktur Musik di EasternSydney Chamber Choir and Orchestra. Selanjutnya, Ia mendirikan dan
mengarahkan Sydney Concert Orchestra. Portofolio Omid mencakup memimpin berbagai ansambel, paduan suara, dan orkestra, seperti North Sydney Youth Orchestra, North Sydney Wind Band and Concert Band, Melbourne Youth Orchestra, Sydney Male Choir, Rockdale Opera Company, dan Concordia Opera Company. Dia juga memimpin pemutaran perdana “Percy the Opera” di Konservatorium Sydney,tampil di tempat-tempat terkenal seperti Sydney Opera House, Eugene Goossens Hall di ABC Centre, The Australian Hall (Sydney), The Verbrugghen Hall, Trackdown Studios, dan The Federation Aula di Konservatorium Musik Melbourne.
Yustinus Roni Sugiarto
Yustinus Roni Sugiarto merupakan salah satu dirigen paduan suara anak dan remaja terbaik di Indonesia. Bersama dengan Saint Angela Choir (SAC), Roni telah memperoleh banyak prestasi di tingakat Internasional dalam berbagai kompetisidan festival di Hangzhou, Roma, Florence, Korea Selatan, dan Tolosa (Spanyol). Prestasi terakhir bersama Saint Angela Choir yaitu Champion dalam Children Category dan The Grand Prix Winner dalam The 5th Tokyo International Choir Competition 2023. Pendidikan Vokal dan Dirigen didapatinya melalui bimbingan Joseph Kristanto dan Avip Priatna pada tahun 2009 – 2010. Roni Sugiarto pernah memperoleh beasiswa dari Pemerintah Jerman(Goethe – Institut) untuk
memperdalam ilmu Conducting melalui program ‘Conducting Workshop for Orchestra’ di bangkok (Thailand) di bawah bimbingan MaestroGudni A. Emilssondari Tubingen, Jerman.
Pengalamannya dalam berpaduan suara bertambah dengan terpilihnya Roni Sugiarto mewakili Indonesia dalam Indonesia National Youth Choir 2005, World Youth Choir 2006, 2007 dan 2008. Pernah pula mengikuti Active Masterclass Dirigen dan Vokal bersama JonathanVelasco (Philppines), Julie Spitill (Australis), dan Marcus LaPratt(USA). Saat ini, Roni Sugiarto menjabat sebagai Direktur Artistik dari Saint Angela Children and Youth Choir Festival, dan Satya DharmaGita Choir Festival, sebagai Direktur Musik dari Saint Angela Choir dan Paduan Suara Mahasiswa ITB, Bandung. Ia sering pula menjadi juri dalam banyak kompetisi Paduan Suara Nasional maupun Internasional, dan aktif memberikan pelatihan untuk paduan suara dan dirigen di berbagai kesempatan.
Agastya
Agastya merupakan direktur artistik dari Satya Dharma Gita Choir Festival (Fakultas Hukum Universitas Diponegoro) dan Soegijapranata Choir Festival (Universitas Katolik Soegijapranata Semarang). Agastya menjabat sebagai Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Kristen Satya Wacana Salatigaperiode 2022-2027, Anggota the International Federation for Choral Music, duduk dalam kepengurusan Lembaga Pengembangan
Pesparawi Nasional periode 2021–2026, serta sekretaris bidang penelitian dan pengembangan Persatuan Profesi Musik Indonesia. Ia juga merupakan mitra bestari untuk jurnal Promusika yang diterbitkan oleh Departemen Musik, Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Profilnya tercantum dalam Edisi ke-30 buku Who’s Who in the World yang diterbitkan oleh Marquis Who’s Who Publication Agastya merupakan conductor dari Satya Wacana Vocal Consort, PS Gereja Kristen Indonesia Salatiga, serta belakangan ini aktif terlibat sebagai direktur artistik dan conductor dari ansambel vokal Lux Aeterna yang
dibentuk pada bulan Nopember2015. Bersama Satya Wacana Vocal Consort, ia mengikuti The 2011 Rimini International Choral Competition di Rimini, Italia (6-9 Oktober 2011). Sedangkan bersama Lux Aeterna Vocal Ensemble, ia mengikuti the 34 th Takarazuka International Chamber Chorus Contest di Takarazuka, Jepang (3–5 Agustus 2018). Beberapa konser yang telah dilakukan bersama Lux AeternaVocal Ensemble di antaranya
meliputi: Lux Aeterna Vocal Ensemble Goes to Japan (2018), Gloria (2019), Festival of Christmas (2020), Hope (2021), A Christmas Potpourri (2022), dan O Come, O Come Immanuel (2023). Beberapa pengalamannya menjuri kompetisipaduan suara di tanah air, meliputi: SatyaDharma Gita Choir Festival, Karangturi International Choir Competition, Lomba Paduan Suara Universitas Semarang, Soegijapranata Choir Festival, Brawijaya Choir Festival, Petra Choir Festival, Festival Paduan Suara Gita Buana Soedirman, Lomba Paduan
Suara UGM, Bali International Choir Festival, BCS 2 nd World Choir Festival, MaranathaVirtual Choir Festival, Festival Paduan Suara Universitas Surabaya, Pesparawi Tanah Papua,Pesparawi Mahasiswa Nasionaldan Pesparawi Nasional.
Gregorius Gerald Pratomo
Gregorius Gerald Pratomo yang akrab dipanggil Gerry, merupakan Dirigen & Organis yang lahir di Jakarta pada tahun 1997. Awal kehidupan bermusiknya sangat dipengaruhi oleh beberapa gurunya; Pater Antonius Soetanta SJ di Paduan Suara Ascensio serta Budi Utomo Prabowo & Joseph Kristanto Pantioso di Sanggar Musicasa.
Ia menempuh studi Musik Gereja, Organ Pipa & Spesialis Dirigen di Hochshule fur Musik Freiburg (B.Mus) dan di Hochshule fur Musik & Theater Munchen (M.Mus). Selama studinya, lewat pendidikan formal dan workshop, ia mendapat bimbingan Dirigen dari Franziska Kuba, Frank Markowitsch, Winfried Toll, Andreas Winnen, Peter Dijkstra, Michael Glaser, Lancelot Fuhry, Uwe Sochaczewsky, Trevor Pinnock & FlorianHelgath.
Saat ini, Ia juga aktif menjadi juri lomba-lomba paduan suara & lomba cipta lagu di Indonesia, serta aktif memberikan pelatihan- pelatihan masterclass, seminar, serta webinar di Indonesia. Selain itu, Ia juga merupakanAnggota Seksi Musik Komisi Liturgi KWI untuk periode 2023 – 2026 dan juga merupakan Program Coordinator dari Organis Indonesia untuk periode 2023 – 2026. Sejak Februari 2024, Ia juga menjadi Dosen Program studi Integrated Arts di Universitas Katolik Parahyangan, Bandung yang mengajar kelas Dirigen dan juga ditugaskan untuk membantu dan menjadi salah satu Dirigen Parahyangan Orchestra. (rel)