Tiga Dosen UIN Sultan Syarif Kasim Riau Kunjungi Istana Adat Kesultanan Palembang Darussalam
Keterangan foto: Kesultanan Palembang Darussalam mendapatkan kunjungan dari dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Syarif Kasim, Riau, Rabu(6/10) malam untuk meneliti terkait budaya Palembang Darussalam
PALEMBANG, MEDIASRIWIJAYA – Kesultanan Palembang Darussalam mendapatkan kunjungan dari dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Syarif Kasim, Riau, Rabu (6/10) malam untuk meneliti terkait budaya Palembang Darussalam.Mereka dalah Dr. Rina Rehayati, M.Ag (Wakil Dekan (WD) Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga (WD I) Fakultas Ushuluddin UIN Sultan Syarif Kasim Riau), Dr. H. Ridwan Hasbi,Lc.M.Ag (Wakil Dekan Kemahasiswaan dan Kerjasama (WD III) Fakultas Ushuluddin UIN Sultan Syarif Kasim Riau) dan Dr. Martius,M.Hum (Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Fakultas Ushuluddin UIN Sultan Syarif Kasim Riau).
Kedatangan ketiganya di terima oleh Pangeran Suryo Kemas Ari Panji,S.Pd.,M.Si (Sejarawan Palembang) dan Pangeran Suryo Vebri Al Lintani (Budayawan Palembang) di Istana Adat Kesultanan Palembang Darussalam yang terletak di Jalan Sultan M Mansyur No 776, Palembang.
Pangeran Suryo Vebri Al Lintani mengatakan, kunjungan dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Syarif Kasim ke Istana Adat Kesultanan Palembang Darussalam dalam rangka penelitian adat melayu di Palembang dan membandingkan adat melayu di Siak.
“Apakah ada kesamaan adat melayu dengan tiga contoh kasus yaitu kelahiran, pernikahan dan kematian, apakah masih ada kesamaan itu sebagai rumpun melayu, misalnya dalam kelahiran itu seperti apa, orang Palembang menyambut kelahiran, apakah sebelum kelahiran ada tujuh bulanan, proses ritualnya sama tidak dengan Siak atau melayu-melayu lain, mereka meneliti itu,” katanya.
Ketiganya menurut Vebri sudah memulai penelitiannya di Palembang dan sudah mewawancara tokoh masyaraat Palembang. “Mereka sudah ketemu kita, kita sudah jelaskan , apalagi kita bagian dari melayu tak terelakkan memang tetapi kita dipengaruhi beberapa unsur kebudayaan lain karena Palembang itu dipahami sebagai kota bandar terbuka dan banyak sekali bangsa-bangsa ketemu di sini,” katanya.
Malahan menurut Vebri pada periode akhir Kesultanan Palembang Darussalam pengaruh Jawa cukup besar di Palembang.
“Setelah pengaruh Jawa, Kesultanan Palembang Darussalam di pengaruhi melayu Islam, jadi Jawa sudah masuk , melayu Islam, itulah yang membedakan antara satu rumpun melayu yang lain dengan yang lain , “ katanya.
Selain itu sisi mazhab di Palembang juga berbeda dimana fikihnya mazhab Syafii, akidah Asyaiyah dan tarekat samaniyah. “Inilah yang mempengaruhi kehidupan dan itu mempengaruhi kebudayaan melayu, “ ujarnya. (*)