OPINI: Antara Luber, Jurdil dalam PEMILU, Valentine dan Rabu Abu
Oleh : Andreas Daris Awalistyo
Mahasiswa S2 Magister Ilmu Komunikasi Universitas Bina Darma Palembang
Sebagaimana diketahui, Pemilu 2024 yang digelar secara serentak pada hari Rabu, 14 Februari 2024, bersamaan dengan perayaan Hari Valentine dan bagi umat Kristinani Rabu Abu sebagai hari permulaan Retret Agung mengawali masa 40 hari Pra-Paskah yaitu pantang dan berpuasa. Tiga moment penting ini terjadi pada saat yang sama yaitu Rabu, 14 Februari. Kebijakan pemerintah memilih pelaksanaan Pemilu yang bertepatan dengan hari yang sama ini secara kebetulan atau sudah dalam pertimbangan pemerintah, hal itu menjadikan hari yang spesial dan luar biasa bagi saya yang seolah menjadi magnet yang menyedot aura warga di Indonesia dan dunia. Dalam Pemilu yang mengharuskan pemilih mencoblos wakil rakyat di lembaga perwakilan rakyat dalam Pemilihan Anggota Legislatif (Pileg). Pileg meliputi pemilihan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi, serta DPRD Kabupaten/Kota. Tak hanya itu, pemilih juga akan mengikuti pemilihan presiden (Pilpres) untuk menentukan Presiden dan wakilnya. Berkaitan dalam momen hari Valentine tidak hanya bisa ditujukan kepada pasangan, tapi juga dapat kita tujukan kepada orang tua, sahabat, dan anak-anak tercinta atau sebagai momen pengungkapan rasa cinta dan kasih sayang kepada pasangan atau dalam hal ini adalah seseorang pilihan kepada calon Presiden, Wakil presiden, DPD, DPRD Pusat, DPRD Tk I dan DPRD Tk II sehingga 14 Februari 2024 menjadi momen spesial yang banyak dimanfaatkan orang untuk menyatakan perasaan pada orang-orang yang dicintai. Sedangkan Hari raya Rabu Abu adalah salah satu hari raya penting bagi umat Katolik. Pada hari itu umat Katolik melaksanakan misa di gereja, untuk menandai Rabu pertama dimulainya masa Prapaskah yang juga mengawali puasa 40 hari menjelang Paskah.
Masa Berbenah Diri dan Hidup sebagai Orang Beriman
Beberapa hari sebelum PEMILU, Valentine dan Rabu Abu bagi umat Islam merayakan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW tanggal 8 Februari 2024, di mana umat Muslim diajak agar selalu rendah hati, bertindak tangguh sebagai seorang hamba yang bertaqwa kepada Allah yang Mahakuasa. Isra Mi’raj sebagai perjalanan menuju kesempurnaan ruhani (insan kamil), perjalanan meninggalkan bumi yang rendah menuju langit yang tinggi. Kemudian tanggal 9 Februari dirayakan Tahun Baru Imlek “Imlek” mengandung arti penanggalan bulan, terbentuk dari gabungan kata “Im” yang berarti bulan dan “lek” yang berarti penanggalan. Imlek tahun ini yang diinterpretasi dalam Shio Naga: Naga dalam budaya Tionghoa sering dianggap sebagai makhluk mitos yang memiliki kekuatan dan kebijaksanaan. Shio naga sering dikaitkan dengan keberanian, kepemimpinan, dan keberuntungan. Unsur Kayu: Dalam astrologi Tionghoa, unsur kayu melambangkan pertumbuhan, kehidupan, dan inovasi. Kayu juga dikaitkan dengan sifat-sifat seperti fleksibilitas dan kreativitas. Jadi, kombinasi Shio Naga dengan unsur kayu pada 2024 menunjukkan tahun yang diprediksi penuh dengan keberanian, pertumbuhan, dan inovasi. Semoga Pemimpin yang terpilih dalam PEMILU 2024 diberkahi dengan sifat-sifat kepemimpinan, kemampuan beradaptasi, dan keberuntungan dalam usaha mereka. Apalagi Rabu Abu bagi umat Kristiani adalah memasuki masa Pra-Paskah atau masa puasa, masa tobat, masa penuh rahmat retret agung umat beriman dengan menerima/menandai diri kita dengan ABU. Abu adalah tanda kerapuhan manusia yang mudah jatuh dalam kelemahan dan dosa. Abu juga adalah tanda pertobatan memulai masa tobat dengan berpuasa, bermatiraga, beramal kasih dan meningkatkan kehidupan doa. Maka para pemimpin terpilih yaitu Presiden, Wakil Presiden, DPD, DPRD dapat berbenah diri dan hidup kita sebagai orang beriman.
Jurdil, Luber, Berkepastian Hukum, Tertib, Terbuka, Proporsional, Profesional, Akuntabel, Efektif dan Efisien
Berkaitan dengan pesta demokrasi Rabu, 14 Februari 2024 sudah semakin dekat, tahapan dan jadwal penyelenggaraan Pemilihan Umum 2024 telah secara resmi ditetapkan. Demokrasi menjadi salah satu sistem politik yang mensyaratkan pelaksanaan pemilu secara bebas dan berkala. Pemilu yang demokratis juga berkepastian hukum, penyelenggara pemilu yang independen, partisipasi masyarakat dan penegakan hukum pemilu. Selain itu, partisipasi rakyat juga penting dalam mewujudkan Pemilu 2024 yang langsung, umum, bebas, rahasia jujur dan adil. DEMOKRASI adalah tatanan kehidupan bernegara yang menjadi pilihan sebagian besar negara di dunia pada umumnya. Di negara demokrasi, anggota parlemen dan presiden serta kepala daerah dipilih melalui pemilihan umum. Pemilu juga dilakukan guna menjamin tercapainya cita-cita dan tujuan nasional. Bagi orang yang mempunyai kepedulian tentang demokrasi dalam penyelenggaraan negara, bahwa pemilu merupakan sesuatu yang dipersyaratkan bagi ada tidaknya demokrasi, dengan berdasarkan prinsip: Mandiri, Luber, Jurdil, Berkepastian Hukum, Tertib, Terbuka, Proporsional, Profesional, Akuntabel, Efektif dan Efisien. ‘Luber Jurdil’, yaitu singkatan dari ‘Langsung; Umum; Bebas; Rahasia; Jujur dan Adil.’ Makna pemilu yang ‘Luber Jurdil’ Lalu, apa makna asas Pemilu yang Luber Jurdil? Kata ‘langsung’ bermakna bahwa setiap pemilih harus memberikan suara di Pemilu secara langsung. Suara pemilih tidak boleh melalui perantara atau diwakilkan oleh siapapun Pemilu dilaksanakan tanpa adanya diskriminasi terkait suku, agama, ras, golongan, jenis kelamin, kedaerahan, dan status sosial. ‘Bebas’ bermakna bahwa rakyat berhak memilih sesuai hati nurani tanpa adanya paksaan, tekanan, atau pengaruh dari pihak manapun. ‘Rahasia’ artinya pemilih memberikan suaranya secara tertutup atau rahasia dan hanya diketahui oleh si pemilih itu sendiri. Pilihan rakyat tidak akan didikte oleh pihak manapun. ‘Jujur’ bermakna bahwa setiap elemen dalam penyelenggaraan pemilu harus bersikap jujur sesuai Undang-Undang yang berlaku. ‘Adil’ berarti bahwa setiap pemilih dan partai politik harus mendapatkan perlakuan yang sama serta bebas dari kecurangan yang dapat membawa perubahan bangsa dan negara ke arah yang lebih baik. Sebagai umat pemeluk beragama kitapun agar hati-hati dalam menjalankan kewajiban agama sebagai orang beragama dan beriman. Dalam menjalankan kewajiban agama supaya jangan suka pamer agar dilihat orang. Kewajiban agama yang suka pamer justru tidak mendatangkan rahmat dan berkat atau sangat tidak bernilai. Semua tindakan ini harus dijalankan dari hati dan dengan hati, dan hanya demi kemuliaan Tuhan. Semua ungkapan lahiriah harus keluar dari ketulusan hati, dari kerendahan hati dan dari kesungguhan hati, tanpa ada maksud tersembunyi dalam semua praktek keagamaan itu. Umat beragama karena berbuat dosa dan menyebabkan perpecahan dari Tuhan, maka penebusan dosa, refleksi, dan puasa yang mengingatkan bahwa Tuhan adalah pengasih dan penyayang.
Penutup
Kita berdoa, semoga pelaksanaan PEMILU, Rabu Abu awal masa puasa, masa pra-paskah umat Kristiani, dan Valentine pada tanggal 14 Februari 2024 masyarakat dapat menggunakan hak pilihnya, hak suaranya berdasar hati nurani dan kebebasan pribadi dalam semangat pertobatan dan kerendahan hati, agar proses PEMILU berlangsung damai dan para pemimpin yang dipilih oleh rakyat sungguh mampu memperjuangkan kesejahteraan seluruh bangsa Indonesia, mendatangkan rahmat dan berkat berlimpah, dan kita semakin berbenah, berubah dan berbuah. terwujud kesejahteraan bersama. Kita berikan makna bagi hidup ini dengan perbuatan beretika, keluhuran budaya, persatuan dan kesatuan serta berusaha untuk melepaskan segala sesuatu yang mungkin jadi penghalang dalam hubungan kita dengan Allah Pencipta. Bersatu Kita Teguh Bercerai Kita Runtuh. Semoga Allah senantiasa menjaga , melindungi dan melimpahkan berkat-NYA untuk Negara kita Indonesia.