Kinerja Pelaksanaan APBN di Sumsel Awal 2025 Tetap Tumbuh Positif
Tren positif kinerja realisasi pendapatan negara didukung oleh tren positif pertumbuhan penerimaan pajak dan penerimaan kepabeanan dan cukai. Realisasi pendapatan negara dari sisi
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) juga menunjukkan capaian kinerja yang baik. Realisasi belanja negara yang terdiri dari belanja pemerintah pusat dan Transfer ke Daerah (TKD) juga
menunjukkan capaian kinerja yang optimal. Hal ini disampaikan dalam rapat pleno forum Asset and Liability Committee (ALCo) Sumsel yang beranggotakan seluruh kantor vertikal Kementerian
Keuangan di Sumatera Selatan.
Penerimaan pajak di Sumsel sampai dengan Februari 2025 mencapai Rp1.553,27 miliar atau 10,2% dari target APBN, dengan pertumbuhan netto sebesar 1,6%. Faktor pendorong pertumbuhan ini adalah penyesuaian perpindahan penerimaan Wajib Pajak Cabang yang semula disetorkan pada cabang terdaftar di Sumsel sekarang masuk ke Wajib Pajak Pusat terkait implementasi coretax awal Januari 2025, peningkatan setoran masa atas aktivitas sektor perkebunan kelapa sawit dan karet, pertumbuhan PPN & PPnBM sebesar 10,8%, dan capaian Pajak Lainnya sebesar 492,9%.
Kinerja penerimaan kepabeanan dan cukai tumbuh positif, utamanya didorong peningkatan harga serta volume ekspor CPO dan turunannya pada Februari 2025. Total penerimaan kepabeanan dan cukai mencapai Rp124,81 miliar atau 48,36% dari target yang telah ditetapkan. Pendapatan negara dari penerimaan kepabeanan dan cukai ini mencapai
pertumbuhan positif sebesar 162,18% (yoy). Kinerja fasilitasi dan pengawasan kepabeanan dan cukai di Sumatera Selatan sampai dengan Februari 2025 mencapai Rp42,26 miliar dari pelayanan dan fasilitas fiskal dan Rp20 miliar dari kinerja pengawasan.
Sementara itu, dari sisi belanja negara menunjukkan kinerja yang optimal dengan realisasi sebesar Rp5,99 triliun atau mencapai 12,22% dari pagu. Belanja negara ini terdiri dari
belanja pemerintah pusat sebesar Rp1,19 triliun atau 7,70% dari pagu, dan TKD yang tumbuh positif sejak awal tahun yaitu sebesar Rp4,80 triliun atau mencapai 14,29% dari pagu.
Pertumbuhan ini utamanya didorong oleh akselerasi penyaluran Dana Desa di awal tahun, penyaluran Dana Alokasi Umum (DAU) Block Grant, serta penyaluran Dana Bagi Hasil (DBH)
yang mencapai Rp941,55 miliar atau 8,54% dari alokasi pagu. Penyaluran DAU tahun 2025 mencapai Rp2.654,44 miliar atau 18,95% dari alokasi pagu. Capaian tersebut naik dibandingkan
tahun seblumnya sebesar Rp2.576,36 miliar atau 18,88% dari alokasi pagu. Penyaluran DAK Non Fisik mencapai Rp956,86 miliar atau 19,05% dari alokasi pagu yang mengalami kenaikan
dibanding tahun sebelumnya. Penyaluran Dana Desa mencatatkan Rp 247,93 miliar atau 9,94% dari pagu. Penyaluran Dana Insentif mencatatkan Rp4,51 miliar atau 6,69 % dari pagu.
Sebagai kesimpulan, perekonomian di Sumsel tumbuh optimis yang didukung oleh penerimaan negara yang tumbuh positif dan capaian kinerja belanja negara yang optimal. Kondisi
ini diharapkan menjadi fondasi yang kuat untuk mencapai kinerja di tahun 2025. (rel)
