Gelar Aksi Damai, SMB IV dan Gempar Rempang Sampaikan Ini
Poto:
Puluhan orang yang menamakan dirinya Gerakan Melayu Palembang Darussalam Untuk Rempang (Gempar Rempang) yang terdiri dari berbagai organisasi seperti Kerabat Kesultanan Palembang Darussalam, Bung Baja, Aliansi Masyarakat Peduli Cagar Budaya (AMPCB) , Komunitas Budaya Batanghari 9 (Kobar 9) , Yayasan Depati, Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI) kota Palembang, Komunitas Seniman Tari (Kasta) Palembang , Balarupa dan Mang Dayat Chanel menggelar aksi damai di halaman Bukit Seguntang , Palembang, Kamis (21/9).
PALEMBANG, MEDIASRIWIJAYA – Pulau Rempang, Batam, Kepulauan Riau bergejolak sejak 7 September 2023, akibat bentrokan yang terjadi antara warga setempat dengan aparat gabungan dari TNI, Polri, dan Direktorat Pengamanan Aset BP Batam.
Warga menolak lahannya digunakan untuk pembangunan Rempang Eco City, lokasi pabrik produsen kaca China, Xinyi Glass Holdings Ltd. Pemerintah mengharuskan mereka pindah atau relokasi dari wilayah yang terdampak pembangunan sambil memberikan lahan baru dan rumah.
Pemerintah pun mengklaim mayoritas warga tidak memiliki sertifikat atau surat bukti yang menunjukkan penguasaan lahan di Pulau Rempang.
Menyikapi hal tersebut puluhan orang yang menamakan dirinya Gerakan Melayu Palembang Darussalam Untuk Rempang (Gempar Rempang) yang terdiri dari berbagai organisasi seperti Kerabat Kesultanan Palembang Darussalam, Bung Baja, Aliansi Masyarakat Peduli Cagar Budaya (AMPCB) , Komunitas Budaya Batanghari 9 (Kobar 9) , Yayasan Depati, Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI) kota Palembang, Komunitas Seniman Tari (Kasta) Palembang , Balarupa dan Mang Dayat Chanel menggelar aksi damai di halaman Bukit Seguntang , Palembang, Kamis (21/9).
Hadir diantaranya Sultan Palembang Darussalam Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV, Jaya Wikrama R.M. Fauwaz Diradja, S.H, M.Kn, budayawan Sumsel Vebri Al Lintani , Marta Astra, Ali Goik, Qusoi dan Empit, Ketua Umum Bung Baja Iskandar Sabani SE,SH , konten creator, Mang Dayat.
Aksi juga di isi dengan sejumlah orasi dan membacaan penyataan sikap oleh budayawan Sumsel Vebri Al Lintani.
Sultan Palembang Darussalam Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV, Jaya Wikrama R.M. Fauwaz Diradja, S.H, M.Kn, mengatakan, kalau pihaknya sama-sama merasakan penderitaan yang dialami warga melayu Pulau Rempang. “Kita berharap kegiatan investasi di Pulau Rempang memperhatikan budaya yang ada dan tidak merusak atau merubah kampung-kampung ada yang ada di Pulau Rempang, jangan pula dihilangkah tapi jadikanlah bagian dari investasi yang ada di Pulang Rempang,” katanya.
Pihak berharap pemerintah lebih bijaksana dalam memperlakukan masyarakat Pulang Rempang dan bisa juga harus membuat blue print yang baik supaya semua kepentingan bisa terlaksana,” katanya.
Untuk itu SMB IV mengajak masyarakat Indonesia peduli dan suport untuk masyarakat Rempang dan dengan kegiatan ini dapat mensuport masyarakat Rempang. “Mudah-mudahan kegiatan kita yang mensuport masyarakat Pulau Rempang ini sebagai bentuk kepedulian kita sesama rumpun melayu,” katanya.
Hal senada dikemukakan Koordinator aksi Ali Goik mengatakan, aksi kali ini sengaja dilakukan di Bukit Seguntang sebagai bukit tertinggi dan hulu melayu di nusantara yang ada di Palembang.
“Kita meminta karomah dari pendiri-pendiri hulu melayu terutama Raja Segentar Alam , agar memberikan karomah-karomahnya kepada saudara-saudara kita yang ada di Rempang karena kayaknya pemerintahan ini zolim terhadap masyarakat ada di Rempang,” katanya.
Pemindahan masyarakat Rempang dengan alasan investasi menurutnya tidak bisa di tolelir karena di Pulau Rempang adalah kehidupan mereka. “Kita tetap mendukung investasi tapi jangan menganggu masyarakat adat yang ada di Rempang, kita mengimbau kepada masyarakat Melayu, terutama Palembang karena Masyarakat Rempang adalah saudara bungsunya dari Palembang , wajib kita bantu, back up agar mereka tidak terzolimi,” katanya sembari meminta pemerintah menarik polisi dan TNI yang berada di Pulau Rempang.
Sedangkan Ketua Umum Bung Baja Iskandar Sabani SE,SH mengaku prihatin dengan aparat yang refresif terhadap masyarakat Rempang. “Kesalahan rakyat itu apa, itu tidak jelas, kita berharap tarik pasukan itu tidak ada cerita dan tolak relokasi daripada masyarakat adat Rempang, Bung Baja siap berangkat kesana dimana ada kezoliman terhadap rakyat kecil disitu ada Bung Baja,” katanya. (rel)