20 Ponpes Sumsel Sepakat Jauhkan Radikalisme dan Terorisme
PALEMBANG, MEDIASRIWIJAYA – Sebanyak 20 pondok pesantren di Sumatera Selatan sepakat dan komit menjauhkan paparan radikalisme dan terorisme di internal pondok. ‘’Saat ini, ponpes di Sumsel cenderung aman. Belum ada potensi dan terindikasi unsur radikalisme. Namun, sepatutnya kita tetap waspada dan mengaktifkan early warning system secara internal,’’ jelas Dr Izzah Zen Syukri, Ketua Bidang Perempuan dan Anak FKPT Provinsi Sumsel ketika berbicara sebagai narasumber Peran Pesantren Mempromosikan Perdamaian Melalui Kontra Narasi Ekstremis, di Hotel The Alts Palembang, Selasa (22/3).
‘Peran ponpes ini sangat sentral mendamaikan dan mengedukasi masyarakat agar terhindar dari radikalisme,’’ kata Dr Izzah.
Kebanyakan orang menyalahartikan pemahaman radikalisme dan ingin mendirikan khilafah yang dimana mereka tidak tahu konteksnya bagaimana, kita ini kan termasuk negara majemuk dan tetap menjunjung persatuan.
Dikatakannya, ada segelintir kelompok yang tidak paham tentang memahami perbedaan. Bahkan, perbedaan tersebut justru dijadikan perpecahan yang menimbulkan radikalisme. Menurutnya, sering terjadi kekeliruan tentang pemahaman persatuan yaitu menganggap kelompoknya paling benar sendiri. “Perbedaan itu merupakan anugerah dari Allah SWT, jangan dijadikan permasalahan apalagi sampai mengubah,” jelasnya.
Menanggapi perbedaan dan isu radikalisme tersebut, Izzah menjelaskan sampai saat ini di Sumsel masih tergolong aman dari radikalisme, terorisme, bahkan ekstremisme. Sebagaimana banyak asumsi dari kalangan masyarakat bahwa di pondok pesantren banyak ajaran yang mengandung radikalisme dan sebagainya. Dia menilai, justru dari pondok pesantren inilah masyarakat dapat melihat perbedaan tanpa harus mengedepankan kepentingan dari kelompok tertentu.”Di Sumsel sendiri cenderung aman ya, termasuk di pondok pesantrennya juga aman,” katanya.
Sumsel disebutkan Izzah harus tetap waspada meski kondisi cenderung aman, tetap harus waspada dari ancaman radikalisme dan terorisme. “Kapan saja bisa terjadi, dan itu di luar jangkauan mata kita yang kasap,” kata dosen Unsri ini. (iah)
