PKM UBD-UMP: Teknologi Persuasif dan Smart Farming Dorong Pemberdayaan Usaha Jahe Instan di Palembang
PALEMBANG, MEDIASRIWIJAYA – Upaya pemberdayaan ekonomi keluarga kini semakin adaptif terhadap perkembangan teknologi. Melalui program bertajuk “Pemberdayaan Usaha Rumah Tangga Jahe Instan melalui Teknologi Persuasif dan Smart Farming”, tim dosen dari Universitas Bina Darma (UBD) dan Universitas Muhammadiyah Palembang (UMP) berkolaborasi dalam mendukung pengembangan kelompok usaha ibu-ibu di Kampung KB Layang-Layang, Palembang. Program ini dipimpin oleh Dr. Zaid Amin, S.Kom., M.Kom. dari Universitas Bina Darma dengan anggota tim Dr. Sri Rahayu, S.E., M.M. dari Universitas Muhammadiyah Palembang dan Dr. Rahma Santhi Zinaida, M.I.Kom. dari Universitas Bina Darma. Kegiatan ini merupakan bagian dari skema hibah Pengabdian kepada Masyarakat Batch III yang didanai oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Program ini berfokus pada peningkatan kapasitas kelompok UPPKA Kampung KB Layang-Layang, yang selama ini memproduksi jahe instan secara tradisional. Melalui pendekatan Smart Farming berbasis Internet of Things (IoT), tim memperkenalkan teknologi pertanian modern yang dapat memantau kelembaban dan suhu tanah secara real-time. Penerapan sistem ini memungkinkan efisiensi penggunaan air serta membantu menjaga kualitas tanaman jahe agar tetap optimal. “Melalui Smart Farming, proses budidaya menjadi lebih mudah, hemat tenaga, dan hasil panen bisa lebih konsisten,” ujar Dr. Zaid Amin, Ketua Pelaksana Kegiatan.

Selain penguatan di sektor produksi, inovasi juga dilakukan di sisi pemasaran melalui penerapan Teknologi Persuasif. Pendekatan ini diwujudkan dalam bentuk pelatihan desain kemasan, branding, dan promosi digital menggunakan media sosial serta marketplace. Produk jahe instan kini hadir dengan kemasan baru yang lebih menarik dan dilengkapi QR Code interaktif, yang menghubungkan langsung ke media sosial, katalog digital, dan kontak WhatsApp penjual. “Tujuannya bukan hanya menjual produk, tapi juga membangun koneksi emosional dengan konsumen,” jelas Dr. Rahma Santhi Zinaida. “Teknologi persuasif membuat UMKM mampu berkomunikasi dengan cara yang lebih kreatif dan personal.”
Kegiatan ini juga melibatkan sinergi antara ibu-ibu rumah tangga dan generasi muda. Para ibu mendapatkan pelatihan higienitas dan standarisasi produksi, sementara anak-anak muda dilatih mengelola media sosial, konten promosi, dan strategi penjualan online. Menurut Dr. Sri Rahayu, kolaborasi lintas generasi ini menjadi langkah penting agar usaha kecil dapat terus berinovasi. “Anak muda membawa semangat digital, sementara ibu-ibu membawa ketekunan dan cita rasa lokal. Sinergi keduanya menghasilkan dampak luar biasa,” ujarnya.
Program pengabdian ini juga berkontribusi terhadap pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terutama pada poin 1 (Tanpa Kemiskinan), poin 5 (Kesetaraan Gender), poin 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi), dan poin 9 (Inovasi dan Infrastruktur). Selain itu, kegiatan ini turut mendukung capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Perguruan Tinggi, khususnya IKU 3 yang mendorong dosen untuk berkegiatan di luar kampus, serta IKU 5 yang menekankan agar hasil kerja dosen dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.

Melalui pendampingan intensif, pelatihan produksi higienis, dan penerapan sistem digital, produk jahe instan Kampung KB Layang-Layang kini mengalami peningkatan baik dari segi kualitas maupun kapasitas produksi. Dukungan teknologi dan promosi digital juga membantu produk tersebut menembus pasar yang lebih luas. Inovasi ini menjadi bukti nyata bahwa penerapan teknologi dapat menjadi sarana pemberdayaan ekonomi keluarga yang berkelanjutan. Program ini diharapkan menjadi model kolaborasi antara perguruan tinggi, masyarakat, dan teknologi untuk mendorong pertumbuhan UMKM berbasis inovasi di Sumatera Selatan. (*)



